BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
hidup dengan berbagai macam kebutuhan. Setiap orang memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda. Kebutuhan yang bermacam-macam itulah yang membuat
manusia selalu membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, agar lebih mudah untuk dilaksanakan dan mudah untuk dipenuhi.
Karena tanpa kehadiran orang
lain dalm hidup kita, maka kita tidak akan mampu untuk bertahan menjalani
kehidupan ini.
Namun di jaman sekarang ini bukan
hanya kebutuhan saja yang beraneka ragam, penyakit pun semakin beraneka ragam
dan semakin kompleks. Yang dapat menyerang apapun makhluk hidup tersebut. Dalam
hal ini, akan dibahas penyakit yang menyerang sistem integumen. Namun bukan
hanya integumen saja, tetapi juga dapat menyerang sistem persyarafan,
muskuluskeletal, pernafasan, perkemihan, dan sistem yang lain yang kemungkinan
besar terdapat patofisiologinya.
Dalam makalah ini khususnya akan
membahas kasus penyakit yang menyerang sistem integumen. Dalam hal ini adalah
cacar air atau Varisella simplex . Dan
juga akan di bahas secara lebih lanjut tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan penyakitcacar air.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Bagaimanakah contoh kasus penyakit Varisella simplex atau cacar air?
b.
Apakah pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air?
c.
Apakah gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
d.
Bagaimanakah mekanisme terjadinya
penyakit Varisella simplex atau cacar
air?
e.
Bagaimana mekanisme penyakit Varicella simplex menyerang sistem
integumen dalam tubuh?
f.
Bagaimanakah komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
g.
Bagaimanakah cara pencegahan dari
penyakit Varisella simplex atau cacar
air?
h.
Bagaimanakah pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air?
1.3
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui gejala dri penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme penyakit Varisella simplex menyerang sistem integumen manusia;
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air.
Untuk mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui gejala dri penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme penyakit Varisella simplex menyerang sistem integumen manusia;
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air.
1.4
Manfaat
Pembahasan
tentang “Analisis Kasus Integumen
Khususnya Pada Penyakit Varicella simplex”, memiliki banyak
manfaat yang dapat diambil antara lain :
- Dengan mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air, maka diharapkan dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan penyakit Varisella simplex atau cacar air lebih jelas dan lengkap;
- Dengan mengetahui gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air dapat lebih memahami lebih lanjut tentang tanda-tanda sebelumterjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
- Dengan mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
- Dengan mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan penyakit Varisella simplex atau cacar air;
- Dengan mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih baik dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit Varisella simplex atau cacar air;
- Dengan mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air, sehingga dapat dilakukan pengobatan dalam menangani penyakit Varisella simplex atau cacar air;
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1 Kasus
Seorang anak bernama
adit mengeluhkan keadaannya akhir-akhir ini kepada seorang dokter. Ia
mengeluhkan badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu
akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut. Namun setelah
beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama
kali muncul adit mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan
beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak,
ruam tersebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri. Setelah beberapa hari badannya
mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam
tersebut muncul di area tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala.
Menurut
analisis yang dilakukan, gejala-gejala yang dikeluhkan oleh Adit tersebut
menunjukkan gejala dari penyakit cacar air. Gejala-gejala yang mengarah pada
gejala cacar air adalah demam tinggi dan munculnya ruam-ruam berisi air
disekitar area tubuh.
2.2 Pengertian
Cacar
air atau Varicella simplex adalah
suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak
mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus Varicella-zoster.
Cacar air pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat
menyebabkan kematian.Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita,
bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita
atau secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sairan
lepuhan penderita.
Penyakit
ini merupakan penyakit kulit yang cepat menular, timbulnya tiba-tiba dan paling
sering terjadi pada anak-anak namun bisa juga mengenai orang dewasa. Cacar air
pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini timbul pada penderita yang daya tahan
tubuhnya turun. Pada penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang sehat,
gejala yang ditimbulkan tidak separah dan berlangsung singkat dibandingkan
dengan penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk. Masa inkubasi penyakit
cacar air berlangsung 17-21 hari atau 2-3 pekan
Virus
terdapat di lendir saluran pernapasan dan kemudian masuk ke darah dan beredar
ke tubuh, terutama kulit. Gejala cacar air antara lain demam dan terbentuk
gelembung kulit kering. Jika tidak terjadi infeksi bakteri, luka akan sembuh
tanpa berbekas.
2.3 Gejala Penyakit
Secara
umum, gejala cacar air pada permulaannya, penderita akan
merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala
ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan
nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbul kemerahan
pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan
perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Munculnya
erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula),
yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula
kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan
akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak
terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.
2.4 Mekanisme Penyakit
Cacar air biasanya
didapat dari udara yang tercemar (terinfeksi oleh virus) yang berasal dari
saluran napas seorang penderita cacar air. Lompatan ini bisa didapatkan dari
penderita yang bersin, batuk, berbicara, meniup, dan mekanisme lainnya yang
memungkinkan seseorang melemparkan butiran cairan mikroskopik atau droplet dari saluran napasnya. Dalam
radius tertentu droplet ini dapat terhirup oleh orang lain yang sehat, sehingga dia tertular penyakit tersebut. penularan melalui metode kontak langsung
dengan penderita juga dapat terjadi, namun penularan melalui mekanisme droplet
dapat terjadi jauh lebih cepat. Ketika
terhirup, droplet berisi virus akan menempel pada selaput lendir saluran napas
orang yang sehat. Setelah menempel pada dinding selaput lendir host yang
baru, virus akan memasukkan
DNA-nya.
Bentuk VZV (Varicella zoster virus) kira-kira seperti bola berduri,
sehingga bentuk tersebut memudahkan “pekerjaannya” menulari orang sehat.
setelah itu virus akan memulai proliferasi di kelenjar limfatik regional
terdekat dari tempat infeksinya. Proses proliferasi adalah bagian penting dari
infeksi virus yang artinya berkembang
biak, memperbanyak diri, memperkuat, dan memperbesar. Proses ini terjadi 2-4
hari setelah infeksi awal, yang diikuti oleh proses selanjutnya yaitu keluar
dari kelenjar limfa menuju ke pembuluh darah dalam jumlah yang besar dan
mengalir dalam darah ke seluruh tubuh. Proses ini disebut viremia, terjadi
hanya 4 – 6 hari setelah infeksinya. Pada cacar air, viremia terjadi 2 kali.
Pada viremia pertama virus menyebar ke seluruh tubuh melalui derasnya aliran
darah dalam pembuluh nadi. Aliran tersebut ada
yang menuju otak, hati, paru, ginjal, usus, kulit, dan organ-organ lainnya.
Hal ini
dimanfaatkan oleh virus ini untuk melakukan proliferasi kedua kalinya, dan kali
ini tidak hanya di kelenjar limfatik regional saja, melainkan juga di
organ-organ dalam tubuh yang dilalui aliran
darah. Pada fase serangan kedua ini virus tidak lagi tertahan oleh sistem
pertahanan regional yang disebut sistem limfatik, dan lolos ke seluruh tubuh,
memasuki setiap celah yang dapat dimasukinya, memperbanyak diri di sana. Pada
fase ini, timbul demam pada penderitanya, disertai munculnya gelembung
kecil-kecil berisi cairan di kulit penderita.
2.5 Mekanisme pada Sistem Integumen
Virus Varicella Zoster masuk dalam mukosa
nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah
dan limfe (viremia pertama) kemudian berkembang biak di sel retikulo
endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka
timbullah demam dan malaise. Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi
dari kapiler endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada
epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan
adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi
crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel
ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum
korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam.
Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,
dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.
2.6 Komplikasi Penyakit
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi,
komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Berikut ini adalah
komplikasi yang paling umum ditemukan, antara lain
- Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau pada orang dewasa. Bekas luka yang menetap ini tidak berhubungan dengan digaruk atau tidaknya luka maupun berat ringannya penyakit.
- Acute cerebellar ataxia. Komplikasi ini tidak umum ditemukan, dan cenderung lebih mungkin terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesuliatn berbicara, dan gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat (nystagmus). Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
- Pneumonia (infeksi paru-paru) atau encephalitis (infeksi otak) jarang sekali terjadi pada anak yang sebelumnya sehat.
- Infeksi bakteri S. aureus atau Streptococcus pyogenes, yang ditandai dengan munculnya bula atau selulitis, limfadenitis regional dan abses subkutan.
- Arthritis, dan osteoarthritis disebabkan adanya virus varicella di dalam sendi.
- Terjadi komplikasi neurologis seperti meningoensefalitis dan. Komplikasi pada susunan saraf pusat biasanya terjadi pada anak dibawah 5 tahun dan lebih dari usia 20 tahun.
- Terjadi perdarahan, purpura, epistaksis, hematuria, perdarahan gastrointestinal disebabkan karena komplikasi yang berupa trombositopenia, terjadi 1 sampai 2 minggu setelah infeksi varicella.
- Komplikasi lain yang mungkin pula terjadi, namun jarang sekali ditemukan adalah myocarditis, pericarditis, pancreatitis, dan orkitis.
2.7 Pencegahan
Pencegahan
terhadap infeksi Varisela zoster virus
dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.
2.7.1 Imunisasi Aktif
Dilakukan
dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan (live attenuated) yang
berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi
cukup tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada
anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita
pascakontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai
preventif atau mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL
subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan
dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa rash
yang ringan.
2.7.2 Imunisasi Pasif
Dilakukan
dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun Plasma (ZIP).
Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibodi
yang tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi
herpes zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular
diberikan sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster
Imunoglobulin ialah:
a.
Neonatus yang lahir dari ibu menderita
varisela 5 hari sebelum partus atau hari setelah melahirkan.
b.
Penderita leukemia atau limfoma
terinfeksi varisela yang sebelumnya belum divaksinasi.
c.
Penderita HIV atau gangguan imunitas
lainnya.
d. Penderita
sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
Tapi pada anak dengan defisiensi
imunologis, leukimea atau penyakit keganasan lainnya, pemberian Zoster Imun
Globulin (ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna, lagi pula diperlukan
Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang tinggi dan dalan jumlah yang lebih
besar. Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang
baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3
mL/kg BB. Pemberian Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak
dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi imunologis, leukemia,
atau penyakit keganasan lainnya mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan
merubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat mencegah varisela
untuk kedua kalinya.
2.8 Pengobatan
Penyakit cacar air sebenarnya bukan penyakit yang
berbahaya dan dapat sembuh setelah melewati masa kritis dalam satu minggu
pertama. Namun untuk mencegah dampak yang serius ada beberapa pengobatan medis
yang dapat dilakukan, antara lain.
1. Penggunaan obat penurun panas
Demam merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan oleh penyakit cacar air. Untuk pengobatan dari gejala demam yang ditimbulkan oleh cacar air ini bisa dengan menggunakan obat penurun panas seperti paracetamol;
2. Penggunaan salep
Munculnya ruam berwarna merah merupakan salah satu gejala dari cacar air. Ruam ini menyebar di seluruh tubuh seperti dada, wajah, dan anggota gerak bagian atas. Ruam ini akan menimbulkan rasa gatal yang membuat panderita ingin menggaruknya sedangkan ruam yang ditimbulkan cacar air ini tidak boleh digaruk karena ditakutkan ruam yang digaruk akan pecah. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan salep acyclovir untuk mempercepat pengeringan ruam cacar air tersebut;
3. Pemberian tablet acyclovir
Pemberian tablet acyclovir berfungsi sebagai antiviral. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala cacar air seperti demam, nyeri dan komplikasi dari penyakit cacar tersebut. Selain itu asiklovir membantu memperkuat daya tahan tubuh dari serangan virus penyebab cacar air. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian tablet acyclovir ini adalah 800mg per hari untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis yangdi diberikan intuk orang dewasa;
4. Pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir
Pengobatan terapi infuse acyclovir ini diberikan ketika daya tahan tubuh dari pasien penderita cacar air tidak mampu menahan serangan dari virus cacar air ini;
5. Imunisasi
Imunisasi cacar air merupakan cara preventif untuk memperkuat imun seseorang dari serangan berbagai virus khususnya cacar air. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunisasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, dapat di berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun;
6. Pengonsumsian air mineral
Setelah masa penyembuhan dari penyakit cacar air ini diharapkan bagi penderita penyakit cacar air untuk mengonsumsi air mineral sebanyak-banyaknya. Fungsi dari pengonsumsian air mineral yang banyak ini adalah untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat-obatan yang terlalu banyak;
Demam merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan oleh penyakit cacar air. Untuk pengobatan dari gejala demam yang ditimbulkan oleh cacar air ini bisa dengan menggunakan obat penurun panas seperti paracetamol;
2. Penggunaan salep
Munculnya ruam berwarna merah merupakan salah satu gejala dari cacar air. Ruam ini menyebar di seluruh tubuh seperti dada, wajah, dan anggota gerak bagian atas. Ruam ini akan menimbulkan rasa gatal yang membuat panderita ingin menggaruknya sedangkan ruam yang ditimbulkan cacar air ini tidak boleh digaruk karena ditakutkan ruam yang digaruk akan pecah. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan salep acyclovir untuk mempercepat pengeringan ruam cacar air tersebut;
3. Pemberian tablet acyclovir
Pemberian tablet acyclovir berfungsi sebagai antiviral. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala cacar air seperti demam, nyeri dan komplikasi dari penyakit cacar tersebut. Selain itu asiklovir membantu memperkuat daya tahan tubuh dari serangan virus penyebab cacar air. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian tablet acyclovir ini adalah 800mg per hari untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis yangdi diberikan intuk orang dewasa;
4. Pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir
Pengobatan terapi infuse acyclovir ini diberikan ketika daya tahan tubuh dari pasien penderita cacar air tidak mampu menahan serangan dari virus cacar air ini;
5. Imunisasi
Imunisasi cacar air merupakan cara preventif untuk memperkuat imun seseorang dari serangan berbagai virus khususnya cacar air. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunisasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, dapat di berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun;
6. Pengonsumsian air mineral
Setelah masa penyembuhan dari penyakit cacar air ini diharapkan bagi penderita penyakit cacar air untuk mengonsumsi air mineral sebanyak-banyaknya. Fungsi dari pengonsumsian air mineral yang banyak ini adalah untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat-obatan yang terlalu banyak;
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
penulis menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan “Analisis Kasus Integumen Khususnya pada
Penyakit Varicella simplex”, maka diperoleh kesimpulan yaitu cacar
air atau Varicella simplex adalah
suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak
mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus
varicella-zoster. Cacar air biasanya didapat dari udara yang tercemar
(terinfeksi oleh virus) yang berasal dari saluran napas seorang penderita cacar
air. Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi,
komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Pencegahan
terhadap infeksi Varisela zoster virus
dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif. Karena umumnya bersifat
ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat
dan pemberian asupan cairan yang cukup.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Dosen
Hendaknya para dosen dapat mengetahui kemampuan mahasiswa
dalam menguasai hal-hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan
patofisiologi dan melalui makalah ini mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih
mengenai anatomi fisiologi dan patofisiologi serta dapat membimbing mahasiswa
untuk dapat menguasai hal-hal tentang segala penyakit yang ada di kehidupan.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Hendaknya
para mahasisiwa semakin tertarik untuk membaca dan memahami tentang berbagai
hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam dalam kehidupan sehari-hari dan
dapat menambah wawasan dan literatur.
3.2.3 Bagi Pembaca
Hendaknya
para pembaca dapat mengambil segala hal yang terkandung dalam pembahasan anatomi
fisiologi dan patofisiologi serta dapat mengetahui tentang pengertian, gejala,
mekanisme, pencegahan, pengobatan, dan hal lain yang berhubungan dengan
penyakityang ada dalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan penerapannya.
3.2.4 Bagi Perkembangan Keperawatan
Hendaknya
perkembangan keperawatan semakin hari akan semakin meningkat dan dapat
menunjukkan betapa pentingnya mengetahui mengenai anatomi fisiologi dan
patofisiologi dalam kehidupan
sehari-hari, serta mampu mewujudkan anatomi fisiologi dan
patofisiologi yang sesungguhnya dalam praktik keperawatan. Dan dapat dengan sepenuh hati menghadapi karakter
klien yang berbeda-beda.
Penulis berharap semoga dengan dibentuknya
makalah ini dapat semakin memajukan keperawatan dengan semakin memahami tentang
anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam asuhan keperawatan dan dapat
menjadikan saran-saran yang diberikan untuk semakin membangun menjadi keperawatan yang profesional antara sesama perawat dan juga klien yang semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi
Djuanda. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kedua. Jakarta: Universitas Indonesia
Arlina,
Siti Hidjrati. 2003. Mudah & Murah
Menangggulangi Aneka Penyakit. Jakarta: PT Agromedia Pustaka
Blogger
Newbie. 2010. Tentang Penyakit Cacar Air.
http://millicent. blogdetik.com/2010/07/11/tentang-penyakit-cacar-air/ [18
Desember 2011]
Hartanti,
Vien. 2010. Jadi Dokter di Rumah Sendiri
dengan Terapi Herbal dan Pijat. Jakarta: Pustaka Anggrek
Obat
Herbal. 2011. Cacar Air.
http://www.obatherbalonline.org/obat-herbal/ [18 Desember 2011]
0 komentar:
Posting Komentar