Minggu, 02 April 2017

Varicella Simplex (Cacar Air)



BAB 1. PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Manusia hidup dengan berbagai macam kebutuhan. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang bermacam-macam itulah yang membuat manusia selalu membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, agar lebih mudah untuk dilaksanakan dan mudah untuk dipenuhi. Karena tanpa kehadiran orang lain dalm hidup kita, maka kita tidak akan mampu untuk bertahan menjalani kehidupan ini.
Namun di jaman sekarang ini bukan hanya kebutuhan saja yang beraneka ragam, penyakit pun semakin beraneka ragam dan semakin kompleks. Yang dapat menyerang apapun makhluk hidup tersebut. Dalam hal ini, akan dibahas penyakit yang menyerang sistem integumen. Namun bukan hanya integumen saja, tetapi juga dapat menyerang sistem persyarafan, muskuluskeletal, pernafasan, perkemihan, dan sistem yang lain yang kemungkinan besar terdapat patofisiologinya.
Dalam makalah ini khususnya akan membahas kasus penyakit yang menyerang sistem integumen. Dalam hal ini adalah cacar air atau Varisella simplex . Dan juga akan di bahas secara lebih lanjut tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penyakitcacar air.


1.2         Rumusan Masalah
a.         Bagaimanakah contoh kasus penyakit Varisella simplex atau cacar air?
b.        Apakah pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air?
c.         Apakah gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
d.        Bagaimanakah mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air?
e.         Bagaimana mekanisme penyakit Varicella simplex menyerang sistem integumen dalam tubuh?
f.         Bagaimanakah komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
g.        Bagaimanakah cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
h.        Bagaimanakah pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air?


1.3         Tujuan
Untuk mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui gejala dri penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme penyakit Varisella simplex menyerang sistem integumen manusia;
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air.



1.4         Manfaat
Pembahasan tentang “Analisis Kasus Integumen Khususnya Pada Penyakit Varicella simplex, memiliki banyak manfaat yang dapat diambil antara lain :


  1. Dengan mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air, maka diharapkan dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan penyakit Varisella simplex atau cacar air lebih jelas dan lengkap;
  2. Dengan mengetahui gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air dapat lebih memahami lebih lanjut tentang tanda-tanda sebelumterjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  3. Dengan mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  4. Dengan mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  5. Dengan mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih baik dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  6. Dengan mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air, sehingga dapat dilakukan pengobatan dalam menangani penyakit Varisella simplex atau cacar air;






BAB 2. PEMBAHASAN


2.1     Kasus
            Seorang anak bernama adit mengeluhkan keadaannya akhir-akhir ini kepada seorang dokter. Ia mengeluhkan badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul adit mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam tersebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa  nyeri. Setelah beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul di area tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala.
            Menurut analisis yang dilakukan, gejala-gejala yang dikeluhkan oleh Adit tersebut menunjukkan gejala dari penyakit cacar air. Gejala-gejala yang mengarah pada gejala cacar air adalah demam tinggi dan munculnya ruam-ruam berisi air disekitar area tubuh.


2.2     Pengertian
Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus Varicella-zoster. Cacar air pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat menyebabkan kematian.Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita atau secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sairan lepuhan penderita.       
Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang cepat menular, timbulnya tiba-tiba dan paling sering terjadi pada anak-anak namun bisa juga mengenai orang dewasa. Cacar air pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini timbul pada penderita yang daya tahan tubuhnya turun. Pada penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang sehat, gejala yang ditimbulkan tidak separah dan berlangsung singkat dibandingkan dengan penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk. Masa inkubasi penyakit cacar air berlangsung 17-21 hari atau 2-3 pekan
Virus terdapat di lendir saluran pernapasan dan kemudian masuk ke darah dan beredar ke tubuh, terutama kulit. Gejala cacar air antara lain demam dan terbentuk gelembung kulit kering. Jika tidak terjadi infeksi bakteri, luka akan sembuh tanpa berbekas.


2.3     Gejala Penyakit
Secara umum, gejala cacar air pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbul kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.


2.4     Mekanisme Penyakit
Cacar air biasanya didapat dari udara yang tercemar (terinfeksi oleh virus) yang berasal dari saluran napas seorang penderita cacar air. Lompatan ini bisa didapatkan dari penderita yang bersin, batuk, berbicara, meniup, dan mekanisme lainnya yang memungkinkan seseorang melemparkan butiran cairan mikroskopik atau droplet dari saluran napasnya. Dalam radius tertentu droplet ini dapat terhirup oleh orang lain yang sehat, sehingga dia tertular penyakit tersebut. penularan melalui metode kontak langsung dengan penderita juga dapat terjadi, namun penularan melalui mekanisme droplet dapat terjadi jauh lebih cepat. Ketika terhirup, droplet berisi virus akan menempel pada selaput lendir saluran napas orang yang sehat.  Setelah menempel pada dinding selaput lendir host yang baru, virus akan memasukkan  DNA-nya.
Bentuk VZV (Varicella zoster virus) kira-kira seperti bola berduri, sehingga bentuk tersebut memudahkan “pekerjaannya” menulari orang sehat. setelah itu virus akan memulai proliferasi di kelenjar limfatik regional terdekat dari tempat infeksinya. Proses proliferasi adalah bagian penting dari infeksi virus yang artinya berkembang biak, memperbanyak diri, memperkuat, dan memperbesar. Proses ini terjadi 2-4 hari setelah infeksi awal, yang diikuti oleh proses selanjutnya yaitu keluar dari kelenjar limfa menuju ke pembuluh darah dalam jumlah yang besar dan mengalir dalam darah ke seluruh tubuh. Proses ini disebut viremia, terjadi hanya 4 – 6 hari setelah infeksinya. Pada cacar air, viremia terjadi 2 kali. Pada viremia pertama virus menyebar ke seluruh tubuh melalui derasnya aliran darah dalam pembuluh nadi. Aliran tersebut ada yang menuju otak, hati, paru, ginjal, usus, kulit, dan organ-organ lainnya.
Hal ini dimanfaatkan oleh virus ini untuk melakukan proliferasi kedua kalinya, dan kali ini tidak hanya di kelenjar limfatik regional saja, melainkan juga di organ-organ dalam tubuh yang dilalui aliran darah. Pada fase serangan kedua ini virus tidak lagi tertahan oleh sistem pertahanan regional yang disebut sistem limfatik, dan lolos ke seluruh tubuh, memasuki setiap celah yang dapat dimasukinya, memperbanyak diri di sana. Pada fase ini, timbul demam pada penderitanya, disertai munculnya gelembung kecil-kecil berisi cairan di kulit penderita.


2.5      Mekanisme pada Sistem Integumen
Virus Varicella Zoster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise. Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi  pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.


2.6      Komplikasi Penyakit
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi, komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Berikut ini adalah komplikasi yang paling umum ditemukan, antara lain


  1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau pada orang dewasa. Bekas luka yang menetap ini tidak berhubungan dengan digaruk atau tidaknya luka maupun berat ringannya penyakit.
  2. Acute cerebellar ataxia. Komplikasi ini tidak umum ditemukan, dan cenderung lebih mungkin terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesuliatn berbicara, dan gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat (nystagmus). Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
  3. Pneumonia (infeksi paru-paru) atau encephalitis (infeksi otak) jarang sekali terjadi pada anak yang sebelumnya sehat.
  4. Infeksi bakteri  S. aureus atau Streptococcus pyogenes, yang ditandai dengan munculnya bula atau selulitis, limfadenitis regional dan abses subkutan.
  5. Arthritis, dan osteoarthritis disebabkan adanya virus varicella di dalam sendi.
  6. Terjadi komplikasi neurologis seperti meningoensefalitis dan. Komplikasi pada  susunan saraf pusat biasanya terjadi pada anak dibawah 5 tahun dan lebih dari usia 20 tahun.
  7. Terjadi perdarahan, purpura, epistaksis, hematuria, perdarahan gastrointestinal disebabkan karena komplikasi yang berupa trombositopenia, terjadi 1 sampai 2 minggu setelah infeksi varicella.
  8. Komplikasi lain yang mungkin pula terjadi, namun jarang sekali ditemukan adalah myocarditis, pericarditis, pancreatitis, dan orkitis.





2.7     Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi Varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.


2.7.1   Imunisasi Aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan (live attenuated) yang berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa rash yang ringan.


2.7.2  Imunisasi Pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun Plasma (ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibodi yang tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah:
a.       Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau hari setelah melahirkan.
b.      Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum divaksinasi.
c.       Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
d.      Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
Tapi pada anak dengan defisiensi imunologis, leukimea atau penyakit keganasan lainnya, pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna, lagi pula diperlukan Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang tinggi dan dalan jumlah yang lebih besar. Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3 mL/kg BB. Pemberian Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi imunologis, leukemia, atau penyakit keganasan lainnya mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan merubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat mencegah varisela untuk kedua kalinya.


2.8     Pengobatan
Penyakit cacar air sebenarnya bukan penyakit yang berbahaya dan dapat sembuh setelah melewati masa kritis dalam satu minggu pertama. Namun untuk mencegah dampak yang serius ada beberapa pengobatan medis yang dapat dilakukan, antara lain.

1.     Penggunaan obat penurun panas
Demam merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan oleh penyakit cacar air. Untuk pengobatan dari gejala demam yang ditimbulkan oleh cacar air ini bisa dengan menggunakan obat penurun panas seperti paracetamol;
2.      Penggunaan salep
Munculnya ruam berwarna merah merupakan salah satu gejala dari cacar air. Ruam ini menyebar di seluruh tubuh seperti dada, wajah, dan anggota gerak bagian atas. Ruam ini akan menimbulkan rasa gatal yang membuat panderita ingin menggaruknya sedangkan ruam yang ditimbulkan cacar air ini tidak boleh digaruk karena ditakutkan ruam yang digaruk akan pecah. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan salep acyclovir untuk mempercepat pengeringan ruam cacar air tersebut;
3.      Pemberian tablet acyclovir
Pemberian tablet acyclovir berfungsi sebagai antiviral. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala cacar air seperti demam, nyeri dan komplikasi dari penyakit cacar tersebut. Selain itu asiklovir membantu memperkuat daya tahan tubuh dari serangan virus penyebab cacar air. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian tablet acyclovir ini adalah 800mg per hari untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis yangdi diberikan intuk orang dewasa;
4.      Pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir
Pengobatan terapi infuse acyclovir ini diberikan ketika daya tahan tubuh dari pasien penderita cacar air tidak mampu menahan serangan dari virus cacar air ini;
5.      Imunisasi
Imunisasi cacar air merupakan cara preventif untuk memperkuat imun seseorang dari serangan berbagai virus khususnya cacar air. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunisasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, dapat di berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun;
6.      Pengonsumsian air mineral
Setelah masa penyembuhan dari penyakit cacar air ini diharapkan bagi penderita penyakit cacar air untuk mengonsumsi air mineral sebanyak-banyaknya. Fungsi dari pengonsumsian air mineral yang banyak ini adalah untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat-obatan yang terlalu banyak;




 




BAB 3. PENUTUP


3.1     Kesimpulan
            Setelah penulis menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan “Analisis Kasus Integumen Khususnya pada Penyakit Varicella simplex”, maka diperoleh kesimpulan yaitu cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus varicella-zoster. Cacar air biasanya didapat dari udara yang tercemar (terinfeksi oleh virus) yang berasal dari saluran napas seorang penderita cacar air. Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi, komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Pencegahan terhadap infeksi Varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif. Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup.


3.2     Saran
3.2.1    Bagi Dosen
            Hendaknya para dosen dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai hal-hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan patofisiologi dan melalui makalah ini mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai anatomi fisiologi dan patofisiologi serta dapat membimbing mahasiswa untuk dapat menguasai hal-hal tentang segala penyakit yang ada di kehidupan.


3.2.2    Bagi Mahasiswa
Hendaknya para mahasisiwa semakin tertarik untuk membaca dan memahami tentang berbagai hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menambah wawasan dan literatur.


3.2.3    Bagi Pembaca
Hendaknya para pembaca dapat mengambil segala hal yang terkandung dalam pembahasan anatomi fisiologi dan patofisiologi serta dapat mengetahui tentang pengertian, gejala, mekanisme, pencegahan, pengobatan, dan hal lain yang berhubungan dengan penyakityang ada dalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan penerapannya.


3.2.4    Bagi Perkembangan Keperawatan
Hendaknya perkembangan keperawatan semakin hari akan semakin meningkat dan dapat menunjukkan betapa pentingnya mengetahui mengenai anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu mewujudkan anatomi fisiologi dan patofisiologi yang sesungguhnya dalam praktik keperawatan. Dan dapat dengan sepenuh hati menghadapi karakter klien yang berbeda-beda.

            Penulis berharap semoga dengan dibentuknya makalah ini dapat semakin memajukan keperawatan dengan semakin memahami tentang anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam asuhan keperawatan dan dapat menjadikan saran-saran yang diberikan untuk semakin membangun menjadi keperawatan yang profesional antara sesama perawat dan juga klien  yang semakin baik.





DAFTAR PUSTAKA


Adhi Djuanda. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kedua. Jakarta: Universitas Indonesia

Arlina, Siti Hidjrati. 2003. Mudah & Murah Menangggulangi Aneka Penyakit. Jakarta: PT Agromedia Pustaka

Blogger Newbie. 2010. Tentang Penyakit Cacar Air. http://millicent. blogdetik.com/2010/07/11/tentang-penyakit-cacar-air/ [18 Desember 2011]

Hartanti, Vien. 2010. Jadi Dokter di Rumah Sendiri dengan Terapi Herbal dan Pijat. Jakarta: Pustaka Anggrek

Obat Herbal. 2011. Cacar Air. http://www.obatherbalonline.org/obat-herbal/ [18 Desember 2011]




https://www.dropbox.com/s/81lvxpvn7defwpd/Varicella%20Simplex%20%28Cacar%20Air%29.rar?dl=0


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

PageViews

Followers

GET IN TOUCH

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.