Florence Nightingale

I attributr my success to this - I never gave or took any excuse.

Florence Nightingale

Florence Nightingale's Environmental Theory

Madeleine Leininger

Madeleine Leininger's Transcultural Nursing Theory

Dr. Jean Watson

Dr. Jean Watson's Theory of Human Caring

Virginia Henderson

Virginia Henderson's Nursing Need Theory

Jumat, 18 Agustus 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR SUHU TUBUH PADA ANAL/ANUS

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) 
MENGUKUR SUHU TUBUH PADA ANAL / ANUS

A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilaksanakan dengan meletakkan alat pengukur / termometer di anus.

Hasil gambar untuk TERMOMETER ANUS


B. Tujuan
Mendeteksi suhu tubuh klien.

C. Indikasi
1.  Semua klien baru,
2.  Klien dengan keadaan demam (suhu tubuh ≥ 37,5°C).

D. Persiapan Alat
1.   Termometer air raksa,
2.   Larutan disinfektan dalam botol / gelas,
3.   Larutan sabun dalam botol / gelas,
4.   Air bersih dingin dalam botol / gelas,
5.   Jelly
6.   Kassa kering / tisu dalam tempatnya,
7.   Lab /  handuk tempat kotor,
8.   Bengkok,
9.   Buku catatan dan alat tulis.

E. Pengkajian
1.   Diagnosa medis,
2.   Catatan suhu sebelumnya.

F.   Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan penyakit / trauma / peningkatan / dehidrasi.

G.  Perencanaan
Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.

H.  Implementasi
  1. Mengidentifikasi identitas pasien.
  2. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan suhu pada klien dan keluarga.
  3. Menjaga privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu.
  4. Mencuci tangan.
  5. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
  6. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai ≤ 35oC.
  7. Meminta / membantu pasien membuka celana pada daerah pantat.
  8. Membuka pantat sampai anus tampak.
  9. Membersihkan daerah anus dengan tisu / kassa.
  10. Mengolesi ujung termometer dengan jelly.
  11. Memasukkan termometer ke dalam anus sedalam 1-3 menit.
  12. Membiarkan dan memegangi termometer di anus selama 2-5 menit.
  13. Mengambil termometer dari anus klien dan membaca angka pada air raksa termometer.
  14. Mencatat hasil pada buku catatan.
  15. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai ≤ 35 oC.
  16. Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan.
  17. Merapikan kembali pakaian pasien dan memposisikan klien pada posisi yang nyaman.
  18. Membilas termometer dengan kassa / tisu yang dibasahi larutan sabun.
  19. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
  20. Mencelupkan termometer ke dalam air bersih
  21. Mengeringkan termometer dengan kassa / tissue kering.
  22. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
  23. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula.
  24. Mencuci tangan.
  25. Evaluasi dan dokumentasi.


I.   Evaluasi
Observasi suhu dan kenyamanan klien setelah tindakan.

J.   Dokumentasi

Hasil pemeriksaan suhu klien.
Share:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR SUHU TUBUH PADA ORAL / MULUT

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) 
MENGUKUR SUHU TUBUH PADA ORAL / MULUT


A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilaksanakan dengan meletakkan alat pengukur / termometer dibawah lidah.

Gambar terkait

B. Tujuan
Mendeteksi suhu tubuh klien.

C. Indikasi
1. Semua klien baru,
2. Klien dengan keadaan demam (suhu tubuh ≥ 37,5°C).

D. Persiapan Alat
1. Termometer air raksa,
2. Larutan disinfektan dalam botol / gelas,
3. Larutan sabun dalam botol / gelas,
4. Air bersih dingin dalam botol / gelas,
5. Kassa kering / tisu dalam tempatnya,
6. Lab / handuk tempat kotor,
7. Bengkok,
8. Buku catatan dan alat tulis.

E. Pengkajian
1. Diagnosa medis,
2. Catatan suhu sebelumnya.

F. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan penyakit / trauma / peningkatan / dehidrasi.

G. Perencanaan
Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.

H. Implementasi

  1. Mengidentifikasi identitas pasien.
  2. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan suhu pada klien dan keluarga.
  3. Menjaga privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu.
  4. Mencuci tangan.
  5. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
  6. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai ≤ 35oC
  7. Meminta / membantu pasien membuka mulut dan menekuk lidah.
  8. Memasang ujung termometer di bawah lidah pasien dan pangkal termometer di sudut bibir.
  9. Sarankan pasien menutup bibir selama 3-5 menit.
  10. Meminta / membantu pasien membuka mulut.
  11. Mengambil termometer dari mulut klien dan membaca tinggi angka pada air raksa termometer kemudian mencatat hasil pada buku catatan.
  12. Membersihkan termometer dengan kassa / tisu dari pangkal ke arah ujung
  13. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai  ≤  35 derajat C
  14. Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan.
  15. Merapikan kembali pakaian pasien dan memposisikan klien pada posisi yang nyaman.
  16. Membilas termometer dengan kassa / tisu yang dibasahi larutan sabun.
  17. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
  18. Mencelupkan termometer ke dalam air bersih.
  19. Mengeringkan termometer dengan kassa / tissue kering.
  20. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
  21. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula.
  22. Mencuci tangan.
  23. Evaluasi dan dokumentasi.


I. Evaluasi
Observasi suhu dan kenyamanan klien setelah tindakan.

J. Dokumentasi
Hasil pemeriksaan suhu klien

Share:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGUKUR SUHU TUBUH PADA AKSILA / KETIAK

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) 
MENGUKUR SUHU TUBUH PADA AKSILA / KETIAK

A. Definisi

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilaksanakan dengan meletakkan alat pengukur atau termometer air raksa. Termometer air raksa adalah termometer cairan yang menggunakan air raksa sebagai pengisinya. Termometer air raksa sering disebut termometer maksimum karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. Jika suhu panas, air raksa akan memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik. Ketika suhu turun, air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas. Hal itu disebabkan adanya konstraksi yang menghambat air raksa untuk kembali ke keadaan semula. Oleh karena itu, untuk mengembalikan air raksa ke posisi dasar, kita harus mengibas-ngibaskan termometer ini dengan kuat.
Hasil gambar untuk TERMOMETER RAKSA

Gambar 1. Termometer air raksa.


Mengukur Suhu Badan pada Aksila

A. Definisi

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilaksanakan dengan meletakkan alat pengukur atau termometer dibawah ketiak.

B.  Tujuan
Mendekteksi suhu tubuh klien.

C. Indikasi
1. Semua klien baru,
2. Klien dengan keadaan demam (suhu tubuh ≥ 37,5°C).

D. Persiapan Alat
1. Termometer air raksa,
2. Larutan disinfektan dalam botol / gelas,
3. Larutan sabun dalam botol / gelas,
4. Air bersih dingin dalam botol / gelas,
5. Kassa kering / tisu dalam tempatnya,
6. Lab / handuk tempat kotor,
7. Bengkok, dan
8. Buku catatan dan alat tulis.

E. Pengkajian
1. Diagnosa medis,
2. Catatan suhu sebelumnya.

F. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan penyakit / trauma / peningkatan / dehidrasi.

G.   Perencanaan
Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.

H. Implementasi
1. Mengidentifikasi identitas pasien.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan suhu pada klien dan keluarga.
3. Menjaga privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu.
4. Mencuci tangan.
5. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
6. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai ≤ 35 C.
7. Meminta atau membantu pasien membuka pakaian pada daerah ketiak.
8. Mengeringkan ketiak klien dengan handuk.
9. Memasang termometer pada ketiak klien.
10. Menutup lengan atas dan menyilangkan lengan bawah di dada.
11. Membiarkan termometer di ketiak selama 5-8 menit.
12. Mengambil termometer dari ketiak klien dan membaca tinggi angka pada air raksa termometer.
13. Mencatat hasil pada buku catatan.
14. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai ≤  35 derajat.
15. Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan.
16. Merapikan kembali pakaian pasien dan memposisikan klien pada posisi yang nyaman.
17. Membilas termometer dengan kassa / tisu yang dibasahi larutan sabun.
18. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
19. Mencelupkan termometer ke dalam air bersih.
20. Mengeringkan termometer dengan kassa / tissue kering.
21. Membuang kassa / tisu ke bengkok.
22. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula.
23. Mencuci tangan.
24. Evaluasi dan dokumentasi.

I. Evaluasi
Observasi suhu dan kenyamanan klien setelah tindakan.

J. Dokumentasi
Hasil pemeriksaan suhu klien.
Share:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMASANG DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMASANG DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL


A. Definisi
Sarung tangan merupakan salah satu bentuk APD (Alat pelindung diri) saat akan melakukan tindakan keperawatan.

B. Tujuan 

  1. Memberikan perlindungan tambahan terhadap adanya kemungkinan perpindahan kotoran dan organisme yang menempel dari tangan, dan 
  2. Sebagai pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi nosokomial. 

MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL

C. Persiapan Alat 
Trolley yang berisi:

  1. Sarung tangan steril sesuai ukuran (yang masih terbungkus atau re-use yang sudah disterilkan), 
  2. Tromol kecil atau baki instrumen steril, 
  3. Korentang. 

D. Implementasi 

  1. Siapkan peralatan. 
  2. Meletakkan set sarung tangan steril pada trolley yang bersih dan kering setinggi atau di atas pinggang. 
  3. Mencuci tangan dan keringkan. 
  4. Untuk sarung tangan steril yang masih terbungkus: Membuka pembungkus sebelah luar dengan hati-hati dengan hanya menyentuh bagian luarnya saja. Untuk sarung tangan steril re-use yang sudah disterilkan: Buka tutup tromol atau baki instrumen, kemudian ambil sarung tangan steril dengan menggunakan korentang. 
  5. Dengan menggunakan tangan yang tidak dominan, ambil ujung sarung tangan steril yang terlipat (untuk sarung tangan re-use steril pegang bagian dalam dari sarung tangan) dan angkat dengan hati-hati dengan ujung jari sarung tangan mengarah ke bawah. 
  6. Jaga kesterilan dengan menghindarkan sarung tangan bersentuhan dengan benda yang tidak steril.
  7. Memasukkan jari-jari tangan ke dalam sarung tangan sesuai tempatnya. Mengatur dan merapikan sarung tangan yang terpasang dengan hanya menyentuh daerah yang steril saja
  8. Dengan tangan dominan yang sudah bersarung tangan masukkan jari-jari tangan (kecuali ibu jari) ke dalam lipatan sarung tangan yang belum terpasang secara hati-hati dan ambil sarung tangan tersebut dengan mengangkat ke atas. Lakukan prosedur pemasangan sama dengan prosedur no. 5.

MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL

E. Persiapan Alat 
Trolley yang berisi: 

  1. Ember atau kom yang berisi larutan clorin 0,5%. 
  2. Tempat sampah infeksius. 


F. Implementasi 

  1. Sebelum membuka sarung tangan, apabila sarung tangan yang dikenakan adalah sarung tangan yang akan disterilkan ulang, perhatikan apabila sarung tangan terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien maka celupkan terlebih dahulu kedua tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan clorin dan bersihkan dengan membasuh kedua tangan tersebut dengan larutan klorin hingga benar-benar bersih. 
  2. Dengan menggunakan tangan yang dominan, ambil ujung sarung tangan yang lain dengan cara membalikkannya, dengan daerah yang terkontaminasi pada sebelah dalam. 
  3. Pegang sarung tangan yang sudah terlepas pada tangan yang dominan. 
  4. Memasukkan jari tangan yang sudah tidak menggunakan sarung tangan ke dalam sarung tangan yang masih terpasang. 
  5. Pegang bagian dalam sarung tangan dan lepaskan dengan bagian dalam sarung tangan disebelah luar. 
  6. Masukkan kembali sarung tangan ke dalam ember berisi larutan clorin atau bila tidak dipergunakan lagi buang langsung ke dalam tempat sampah infeksius. 
  7. Mencuci tangan dan keringkan.




Hasil gambar untuk PUT steril handscoon
Share:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) CUCI TANGAN BERSIH

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
CUCI TANGAN BERSIH


A. Definisi
Menggosok dengan sabun secara bersama seluruh permukaan kulit tangan yang kemudian dibilas di bawah air mengalir.

B. Tujuan 

  1. Membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan. 
  2. Sebagai pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi. 

C. Persiapan Alat 

  1. Sabun cair biasa atau sabun antimikrobial atau cairan desinfektan lain,
  2. Wastafel (kran air mengalir), 
  3. Lap tangan atau mesin pengering (bila tersedia).
D. Implementasi
  1. Lepaskan jam tangan dan perhiasan. 
  2. Gulung lengan panjang ke atas sampai ke atas siku. 
  3. Berdiri di depan wastafel dan atur jarak. Pakaian tidak boleh menyentuh wastafel. 
  4. Membuka kran, mengatur kecepatan aliran air. Hindari percikan air mengenai pakaian. Membasahi tangan sampai pergelangan. 
  5. Pertahankan agar posisi tangan selalu lebih rendah dari siku agar air dapat mengalir ke jari-jari tangan. 
  6. Mengambil sabun cair ± 1 sdt (secukupnya) dari dispenser atau bila tidak ada basahi sabun batangan hingga berbusa lalu kembalikan sabun batangan ke tempatnya. 
  7. Dengan gerakan menggosok dan berputar, gosokkan sabun ke tangan meliputi daerah telapak tangan, punggung tangan, jari-jari, sela-sela jari, pergelangan dan lengan bawah. Lanjutkan gerakan menggosok selama minimal 30 detik. 
  8. Membilas tangan dengan air mengalir dari ujung tangan ke pangkal tangan. 
  9. Mempertahankan posisi tangan menghadap ke atas sebelum mengeringkan tangan. 
  10. Mengeringkan tangan dari ujung ke pangkal dengan menggunakan lap tangan atau tisu (paper towel) atau pengering. Perhatikan: bila mengeringkan tangan dengan handuk, satu sisi untuk satu tangan! 
  11. Mematikan kran air dengan menggunakan tisu yang dipakai untuk mengeringkan tangan atau dengan siku.
Hasil gambar untuk CUCI TANGAN BERSIH
Share:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) CUCI TANGAN STERIL

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MENCUCI TANGAN STERIL


A. Definisi
Membersihkan ujung jari tangan sampai ke siku dengan cara menggosok dengan sabun dan sikat atau scrub secara bersama yang kemudian dibilas di bawah air mengalir. 

B. Tujuan 
  1. Membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan,
  2. Sebagai pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi,
  3. Sebagai persiapan operasi.
C. Persiapan Alat 
  1. Sabun cair biasa atau sabun antimikrobial atau cairan desinfektan lain,
  2. Wastafel (kran air mengalir),
  3. Sikat tangan atau scrub. 
D. Implementasi 
  1. Lepaskan jam tangan dan perhiasan. Gulung lengan panjang ke atas sampai ke atas siku. 
  2. Berdiri di depan wastafel dan atur jarak. Gunakan wastafel yang dalam dengan pedal kaki (pembuka kran yang tidak diputar). Pakaian tidak boleh menyentuh wastafel. 
  3. Membuka kran, mengatur kecepatan aliran air. Hindari percikan air mengenai pakaian. Membasahi tangan sampai batas siku. 
  4. Pertahankan agar posisi tangan selalu lebih tinggi dari siku. Mengambil sabun cair ± 1 sdt (secukupnya) dari dispenser dan sabuni tangan dari ujung-ujung jari dan lengan sampai ± 5 cm di atas siku. 
  5. Bersihkan telapak dan punggung tangan, sela-sela jari dan kuku dengan sikat tangan (scrub) dengan membasahi sikat tangan (scrub) terlebih dahulu. Lakukan pada tangan kanan dan kiri. 
  6. Bilas sikat tangan (scrub). Bilas kedua tangan dan ulangi langkah no. 6. Dengan lengan dalam posisi fleksi, bilas dari ujung jari ke siku, biarkan air mengalir turun melalui siku. 
  7. Pertahankan lengan tetap dalam posisi fleksi, diangkat dan menggenggam. 
  8. Mematikan kran air dengan menekan pedal kaki atau menggeser penutup kran dengan menggunakan lengan atas. 
  9. Masuk ke ruangan operasi dengan mempertahankan lengan dalam posisi fleksi dan diangkat.
Gambar terkait
Share:

Rabu, 31 Mei 2017

RINGKASAN MATERI UJI KOMPETENSI NERS (UKNI)


Mengikuti ujian kompetensi ners, pastilah harus memiliki persiapan yang matang, karena dalam satu tahun hanya diselenggarakan dua kali saja. sehingga calon perawat yang belum lulus UKNI ini, otomatis harus menunggu lama untuk mengikuti ujian ulang. Pada UKNI yang saya ikuti pada bulan Maret lalu di FK Unej, diketahui ada yang telah mengikuti UKNI sebanyak 2 kali dari institusi lain. Jika calon perawat tidak lulus dalam UKNI ini, kesempatan untuk menjadi seorang ners akan tertunda pula karena belum memiliki STR yang hampir semua Rumah Sakit mensyaratkan STR saat diadakan rekrutmen. Persiapan uji kompetensi ners dapat dilakukan dengan merecall materi-materi saat kuliah, persiapan mental, persiapan fisik jangan sampai sakit, banyak latihan soal-soal, dan sering membaca materi-materi yang sering muncul dalam UKNI yang belum kita kuasai.

Sebelumnya, saya telah memiliki ringkasan materi untuk menghadapi UKNI, tetapi ringkasan tersebut telah saya buat sedemikian rupa sehingga hanya beberapa materi yg tidak saya kuasai saja yang saya tulis. Ringkasan ini juga telah memuat materi yang muncul dalam TRY OUT UKNI pada bulan Februari 2017 dan Ujian UKNI bulan Maret 2017 yang diselenggarakan oleh AIPNI selebihnya yang tidak saya buat ringkasannya, saya hanya mengandalkan memori jangka panjang untuk mengerjakan latihan soal UKNI :p

Berikut beberapa ringkasan yang telah penulis susun, silahkan di download dan di share kepada teman-teman yang membutuhkan. Semangat ! ^^

  1. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PART A
  2. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PART B
  3. KEPERAWATAN MATERNITAS
  4. KEPERAWATAN ANAK
  5. KEPERAWATAN JIWA
  6. MANAJEMEN KEPERAWATAN
Share:

Selasa, 30 Mei 2017

SOAL LATIHAN UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA (UKNI)


Uji kompetensi ners menurutku tidaklah terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Karena soal-soal yang dikeluarkan sudah kita pelajari di tahun-tahun saat perkuliahan. Sebagian besar soal memuat terkait diagnosa keperawatan, yang pastinya teman-teman sejawat sudah sering mengidentifikasi diagnosa keperawatan saat membuat rencana asuhan keperawatan pada klien. Sebagai tambahan agar terbiasa mengerjakan 180 soal dalam waktu 180 menit (1 soal/menit), kita perlu sering latihan soal-soal uji kompetensi. Perbedaan saat kita latihan dan uji kompetensi sebenarnya hanya terletak pada penggunaan kertas dan komputer. Bagi mereka yang belum terbiasa memegang komputer, lebih baik mulai latihan memegang mouse, yang belum terbiasa menatap layar komputer selama 3 jam, cobalah sekali-kali menatapnya selama 3 jam :p . Kalau disini penulis sudah terbiasa menatap layar komputer selama berjam-jam lamanya karena hobi nonton drama korea, lol.
Nah buat teman-teman yang ingin melatih diri untuk mengerjakan soal-soal latihan Uji Kompetensi Ners Indonesia, disini penulis memiliki beberapa koleksi softcopy uji kompetensi ners yang didapatkan dari berbagai sumber. Silakan di download dan di share kepada teman-teman lain yang membutuhkan. Majulah Perawatku!

  1. DOWNLOAD SOAL WORKSHOP PEMANTAPAN UKOM 2015
  2. DOWNLOAD SOAL TRY OUT UKOM STIKES PAKET B 2016
  3. DOWNLOAD SOAL UKOM PPNI DKT JAKARTA 2016
Share:

Senin, 29 Mei 2017

REVIEW BUKU UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA (UKNI)


Dalam menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI), kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Salah satu persiapan yang saya lakukan yaitu mengerjakan soal-soal latihan UKNI. Dalam mengerjakan soal-soal latihan, kita tentunya juga harus mengetahui kunci jawaban dan rasionalnya, sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan saat mengerjakan soal dengan tipe yg sama. Ada beberapa buku latihan UKNI yang saya ketahui, tetapi tidak semua buku tersebut mudah dipahami. Berikut ulasan saya terkait buku UKNI.



SAUNDERS
360 REVIEW
UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA (UKNI)

Penulis:
Linda Anne Silvestri, Prof.Dr.Nursalam,M.Nurs (Hons), Dr.Fitri Haryanti, SKp., M.Kes.


Buku ini direkomendasikan oleh Dosen saya saat kuliah. Penulisnya pun sudah sangat akrab di dunia keperawatan. Saat membaca halaman-halaman awal buku ini, kita disuguhkan terkait hal-hal yg berhubungan dengan UKNI baik itu peraturan, tata cara, dsb., halaman selanjutnya memuat terkait tips-tips dalam mengerjakan soal-soal UKNI. Pada bagian ini, jujur saya agak bingung membacanya karena dijelaskan secara terperinci pada tiap-tiap tipe soal. Dalam buku ini disediakan 360 soal-soal latihan UKNI yang terdiri dari Bagian 1: 180 soal dan Bagian 2: 180 soal. Dalam buku ini telah disediakan penjelasan terkait kunci jawaban sehingga kita bisa mengetahui rasional kebenaran jawaban tersebut.

KELEBIHAN : terperinci, kunci jawaban disertai rasional yang sangat jelas
KEKURANGAN : bahasa agak membingungkan mungkin karena ada beberapa soal terjemahan, soal-soal lumayan sulit :p

buku ini saya rekomendasikan karena kelengkapan penjelasan isi buku

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA (UKNI)
dilengkapi tips, strategi, soal, dan kunci jawaban

Penulis:
Bety Bea Septiari


Sesuai dengan subjudulnya, buku ini memang dilengkapi tips, strategi, soal, dan kunci jawaban. Halaman awal buku ini memuat terkait tips dan strategi dalam mempersiapkan UKNI. Kisi-kisi yang biasa muncul dalam uji kompetensi juga dijelaskan dalam buku karya Bety tersebut. Soal-soal yang ada kisaran + 420 soal, tetapi hanya 180 soal pertama saja yang diberikan penjelasan pada kunci jawabannya. selebihnya hanya diberikan kunci jawaban nya saja.

KELEBIHAN : Jumlah latihan soal cukup banyak, terdapat strategi dan kisi-kisi yg biasanya muncul dalam uji kompetensi ners
KEKURANGAN : Penjelasan kunci jawaban hanya pada 180 soal pertama, penjelasan kunci jawaban kurang rasional dan kurang jelas, soal-soal latihan kurang sesuai dengan soal UKNI

Saya tidak merekomendasikan untuk membeli buku ini karena menurut saya kurang enak untuk dipelajari.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PANDUAN LULUS UKNI
UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA
Langkah Mudah Lolos Tes Profesi Keperawatan

Penulis:
Tim Visi Adiwidya

Sekilas, cover buku ini tampak unyu-unyu berbeda dengan buku-buku UKNI sebelumnya yang tampak 'serem' dibaca. well, buku ini memuat hampir sama dengan buku-buku sebelumnya yaitu adanya penjelaskan terkait tes UKNI, kemudian tips trik lulus tes UKNI, penjelasan daftar kompetensi yang diujikan, 2 paket soal latihan yang disertai pembahasan. Bagi teman-teman yang memiliki Ponsel Pintar, dapat mendownload buku ini di aplikasi playstore, tentunya dengan harga sesuai harga buku.

KELEBIHAN : Bahasa dan penjelasan kunci jawaban mudah dipahami, terdapat 2 paket soal
KEKURANGAN : Pada soal latihan paket 2 tidak disertai penjelasan rasional pada kunci jawaban, terdapat beberapa soal hafalan yg kemungkinan kecil keluar saat UKNI

Buku ini saya rekomendasikan setelah buku SAUNDERS.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada juga beberapa buku UKNI yang belum sempet saya baca karena belum ada yang jual di kota saya. seperti berikut ini. mungkin jika teman-teman memiliki buku dibawah ini, kiranya berkenan untuk memberikan review sedikit :)

UJI KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA

Penulis :
Tim Bumi Medika










UJI KOMPETENSI NERS
Keperawatan Anak & Gawat Darurat

Penulis:
Farhandika, Ns.,M.Kep.
Herdy Juniawan, S.Kep., Ns., M.Kep.








UKOM: UJI KOMPETENSIPERAWAT & NERS INDONESIA
dilengkapi dengan jawaban dan pembahasan soal
Sukses Hadapi Ukom Perawat & Ners

Penulis:
Niwang Ayu







Sekian review dari saya, semoga bermanfaat khususnya untuk teman-teman yang tengah mempersiapkan Uji Kompetensi Ners Indonesia. Semangat ! ^^
Share:

Rabu, 24 Mei 2017

EBOOK DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA: DEFINISI DAN KLASIFIKASI 2015-2017



Menjadi mahasiswa keperawatan pasti sering merencanakan tindakan asuhan keperawatan. Dalam perencanaannya, kita harus menarik diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan tanda dan gejala yang terdapat pada kasus. Untuk memilih diagnosa keperawatan yang tepat, kita harus mengetahui definisi dan batasan karakteristik tiap-tiap diagnosa sehingga kita dapat merencakan tindakan keperawatan yang sesuai. Disini saya tidak sengaja menemukan ebook Diagnosa Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi dalam bahasa inggris Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017 di mbah google ;p . Buku ini gratis tetapi dalam bahasa inggris, untuk buku berbahasa indonesia telah disediakan di toko buku terdekat dengan harga kisaran 70ribuan. Bagi teman-teman yang membutuhkan, silakan di download GRATIS dan di share kepada yang membutuhkan. Hidup mahasiswa keperawatan! tetap semangat! :)

Share:

Sabtu, 20 Mei 2017

EBOOK MANAJEMEN KEPERAWATAN NURSALAM


MANAJEMEN KEPERAWATAN

Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4

Penulis: Nursalam

Penerbit: Salemba Medika




DOWNLOAD BUKU MANAJEMEN KEPERAWATAN 
EDISI 4 - NURSALAM GRATIS DISINI

--
Share:

Rabu, 10 Mei 2017

Tips dan Pengalaman Menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI)



September 2016
Kami selesai menempuh seluruh stase Profesi Ners

Desember 2016
Tepat pada tanggal 1 Desember 2016, Kami resmi dilantik menjadi Ners dengan diadakannya Sumpah Ners

Januari 2017
2 Januari 2017, Saya diterima bekerja pada salah satu Yayasan, dimana saya mengajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Keperawatan dan (direkrut) sebagai dosen terbang salah satu STIKes Jurusan Keperawatan yang dinaungi oleh Yayasan yang sama dengan SMK.

Februari 2017
Saya mengundurkan diri dari Yayasan untuk memfokuskan diri pada UKNI

Februari 2017
Saya mengikuti Try Out UKNI oleh AIPNIke 12 sistem CBT

Pengalaman yg diperoleh saat TRY OUT NASIONAL:

  1. Sarapan dahulu karena Try Out dibagi menjadi 2 sesi, sesi 1 : jam 7.30 sampai 13.00 WIB , sesi 2: jam 11.30 sampai 16.00 WIB. Jika tidak sarapan, bisa dipastikan kita bisa maag karena lamanya menunggu waktu pulang setelah selesai dikarantina (Saya mendapatkan sesi 1 saat Try Out)
  2. Lepas semua aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang, bros yang terlalu besar. karena semua aksesoris tersebut dilarang saat memasuki ruangan ujian TO
  3. Beli air minum botol yang sudah dilepas label dan diberi nama dan roti jika kamu tidak tahan lapar, ini berguna saat kita merasa haus saat diruang karantina atau saat ujian TO berlangsung. *walaupun jarang yang minum karena ruangan sangat dingin sehingga jarang peserta yang merasa haus
  4. Sebaiknya datang 30 menit sebelum dimulai, karena kita akan bingung dan konsentrasi terpecah apabila terlambat datang
  5. Ruangan TO sangat dingin, karena itu lebih baik menggunakan pakaian yang tebal atau rangkap dan nyaman dipakai, berkaus kaki dan bersepatu
  6. Bagi yang merasa ingin BAB atau BAK sebaiknya cepat ke kamar mandi agar tidak mengurangi waktu ujian kalian
  7. Berdoa sebelum memulai ujian TO
  8. Waktu latihan aplikasi CBT 3 menit, waktu mengerjakan soal Try out 180 menit
  9. Soal-soal Try Out UKNI oleh AIPNI tidaklah sesulit buku SAUNDERS, jadi jangan terlalu berpikir terlalu tinggi, tetapi tetap belajar sesuai materi yang terdapat dalam soal prediksi
  10. Dalam soal Try Out UKNI, antara peserta satu dan lainnya terdapat perbedaan pada beberapa soal. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kita bisa menyontek bergantung pada teman sebelah kita
  11. Saat try out, sangat jarang sekali soal yang memerlukan perhitungan. Jadi buat kamu yang lemah di soal hitung-menghitung, tidak usah terlalu khawatir menghapalkan rumus-rumus. Ada beberapa perhitungan yang sering keluar seperti jumlah tetesan infus, ALOS, BOR, tetapi menggunakan angka yang sangat sederhana tetapi tetap sulit karena tidak ada fasilitas kalkulator dalam CBT
  12. Inti dari soal Tryout --> soal sesuai prediksi
  13. Jika kita mendapat sesi 1, maka setelah ujian kita tidak diperkenankan untuk pulang. tetapi harus berada di ruang karantina sampai peserta sesi 2 memulai ujian. Saat di ruang karantina, kita akan disuguhkan 'watching movie' untuk mengurangi rasa bosan
  14. Diperkenankan pulang jika sudah dipersilakan oleh Panitia

Maret 2017
Hasil Try Out Nasional UKNI oleh AIPNI sudah diumumkan
Hasilnya:
Saya Lulus dengan nilai 65,00
Nilai Batas Lulus = 48,04

Nilai tertinggi di angkatan = 67,00
Nilai tertinggi Nasional = 73,90
Nilai terendah Nasional = 21,70

ALHAMDULILLAH :')


Pertengahan Maret 2017
Kami mengikuti Try Out Lokal yang diadakan oleh Kampus kami sendiri
Nilai Saya : Lulus dengan nilai 57,80
Nilai batas lulus : 48,0

Tertinggi : 66,29
Terendah : 43,06

Pengalaman yg diperoleh saat TRY OUT LOKAL:
  1. Soal masih Paper Based sehingga waktu yang digunakan hampir terbuang habis untuk mengurek-ngurek menghitamkan jawaban di LJK. Jadi lebih baik langsung dihitamkan saja setelah menjawab satu soal, agar tidak bingung saat waktu hampir habis
  2. Soal sangat berbeda dengan soal prediksi dan soal Try Out Nasional dari AIPNI. Sangat disayangkan sekali, seharusnya soal disesuaikan dengan prediksi UKNI. Tetapi dosen kami memberikan soal yang biasa kami kerjakan saat Ujian Akhir Semester sehingga dapat dipastikan soal-soal yang kami kerjakan lebih teoritis daripada aplikatif, padahal saat mengikuti try out nasional UKNI dari AIPNI lebih banyak soal yang aplikatif daripada teoritis.
  3. Soal-soal perhitungan sangat kompleks. Saat mengikuti TO UKNI AIPNI, soal-soal yg membutuhkan perhitungan dibuat begitu sederhana sehingga tidak memerlukan rumus-rumus yang aduhai dan perhitungan yang membingungkan. Saat mengikuti TO lokal kampus, kami disuguhkan dengan perhitungan yang agak kompleks


April 2017
Ujian UKNI ke 12


Pengalaman yg diperoleh saat UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA KE 12:
  1. Peraturan SAMA PERSIS dengan saat mengikuti Try Out Nasional oleh AIPNI
  2. Waktu UKNI saya mendapatkan sesi 2, padahal saat Try Out saya mendapat sesi 1. sehingga dalam hal ini kami harus menyesuaikan diri lagi dengan waktu dan tempat karantina yang berbeda. Seharusnya saat ujian, disamakan saja dengan saat Try Out, agar peserta tidak bingung dengan waktu dan tempat karantina yang digunakan
  3. Ruangan masih saja dingin sekali, tetapi saat itu saya santai saja karena pakai baju rangkap dua. lol 
  4. Air minum tetap saja tidak sempat diminum karena takut kehabisan waktu mengerjakan soal, tidak sempat juga ketoilet dan saya menahan BAK karena toilet tidak pernah kosong. :'(
  5. Soal saat UKNI antara peserta satu dengan yang lainnya SAMA, hanya nomor soalnya saja yang DIACAK. Jadi masih bisa tanya samping kanan kiri atau lirik depan yaaaa... lol :P
  6. Tetapi sayangnya, soal UKNI agaknya lebih sulit daripada Try Out Nasional. Soal yang diprediksi bakal muncul ternyata lebih banyak yang tidak dikeluarkan saat UKNI. Jadi kita harus tetap latihan baca-baca soal lain ya, karena ditakutkan terjadi hal seperti ini lagi..
  7. UKNI selesai, waktunya menunggu dan berdoa


Mei 2017
Hasil Uji Kompetensi Ners Indonesia ke 12 sudah di Umumkan

Hasilnya saya KOMPETEN

semua berkat usaha yang keras dan doa kedua orang tua

ALHAMDULILLAH :)

Selangkah lagi menunggu untuk menjadi Ners beneran  :p


Pertengahan Mei 2017
Belum ada kabar kapan Surat Tanda Registrasi Ners diberikan 
:'(
Share:

EBOOK BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA













BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA



Penulis: Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati
Penerbit: Salemba Medika
Tahun Terbit: 2015



Download gratis BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DISINI


Share:

Minggu, 02 April 2017

Bank Soal Kasus Muskuloskeletal




KUMPULAN SOAL DAN KASUS UNTUK MATA KULIAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1A ( IDK 1A)


oleh :
Kelompok A


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011

1. Dina kemarin mengunjungi kakeknya yang berusia 50 tahun yang bertempat tinggal di sebuah desa kecil di pinggiran kota jember, naasnya saat menjemput dina di stasiun kakek dina mengalami kecelakaan, kakek dina yang mengendarai sepeda motor bertabrakan dengan pengendara sepeda motor lain dari arah yang berlawanan. Kakek dina pingsan, terlihat saat kejadian tubuh kakek dina terpental hingga 5 meter dari lokasi awal kejadian. Karena saat itu jam sibuk pulang kerja, maka banyak kendaraan yang lalu lalang, pada saat terpental itu terlihat kedua kaki dari kakek dina tertabrak truk yang melaju dengan kencang. Setelah beberapa saat setibanya  di rumah sakit, kakek dina sadar. Dan ketika hendak duduk ia merasakan kakinya tidak dapat digerakkan. Setelah dianalisa dokter mengatakan bahwa kakek dina akan mengalami kelumpuhan sementara. 
Berdasarkan kasus diatas sistem apakah yang terganggu.... 
a. Sistem musculoskeletal dan sistem saraf
b. Sistem kardiovaskular
c. Sistem saraf saja
d. Sistem musculoskeletal saja
e. Sistem integument  

2. Dua orang mahasiswa PSIK, berinisial F dan Z baru saja menyelesaikan perkuliahan. Karena buru-buru saat menuruni tangga, mereka jatuh dari lantai 2 ke lantai 1. F mengalami luka yang cukup serius, kepalanya mengeluarkan banyak darah, dan peregelangan tangannya menjadi tidak bisa digerakkan. Sedangkan Z, mengalami pembengkakan pada pergelangan kakinya, hingga ia tidakdapat berjalan karena nyeri yang berlebihan tersebut. Saat itu, teman dari dua mahasiswa tersebut  lewat dan mengetahui kejadian itu. Karena baru saja mempelajari sistem musculoskeletal mereka kemudian membuat hipotesa awal, sembari mengantarkan dua mahasiswa tersebut ke salah satu rumah sakit swasta di Jember. Apa hipotesa awal yang muncul dari mahasiswa yang mengantarkan ke dua korban terhadap kasus yang menimpa Z….
a. Mahasiswa Z mengalami fraktur
b. Mahasiswa Z mengalami dislokasi 
c. Mahasiswa Z mengalami terkilir 
d. Mahasiswa Z mengalami subluksasi
e. Mahasiswa Z mengalami arthritis
Share:

Varicella Simplex (Cacar Air)



BAB 1. PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Manusia hidup dengan berbagai macam kebutuhan. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang bermacam-macam itulah yang membuat manusia selalu membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, agar lebih mudah untuk dilaksanakan dan mudah untuk dipenuhi. Karena tanpa kehadiran orang lain dalm hidup kita, maka kita tidak akan mampu untuk bertahan menjalani kehidupan ini.
Namun di jaman sekarang ini bukan hanya kebutuhan saja yang beraneka ragam, penyakit pun semakin beraneka ragam dan semakin kompleks. Yang dapat menyerang apapun makhluk hidup tersebut. Dalam hal ini, akan dibahas penyakit yang menyerang sistem integumen. Namun bukan hanya integumen saja, tetapi juga dapat menyerang sistem persyarafan, muskuluskeletal, pernafasan, perkemihan, dan sistem yang lain yang kemungkinan besar terdapat patofisiologinya.
Dalam makalah ini khususnya akan membahas kasus penyakit yang menyerang sistem integumen. Dalam hal ini adalah cacar air atau Varisella simplex . Dan juga akan di bahas secara lebih lanjut tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penyakitcacar air.


1.2         Rumusan Masalah
a.         Bagaimanakah contoh kasus penyakit Varisella simplex atau cacar air?
b.        Apakah pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air?
c.         Apakah gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
d.        Bagaimanakah mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air?
e.         Bagaimana mekanisme penyakit Varicella simplex menyerang sistem integumen dalam tubuh?
f.         Bagaimanakah komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
g.        Bagaimanakah cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air?
h.        Bagaimanakah pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air?


1.3         Tujuan
Untuk mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui gejala dri penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui mekanisme penyakit Varisella simplex menyerang sistem integumen manusia;
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air;
Untuk mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air.



1.4         Manfaat
Pembahasan tentang “Analisis Kasus Integumen Khususnya Pada Penyakit Varicella simplex, memiliki banyak manfaat yang dapat diambil antara lain :


  1. Dengan mengetahui pengertian penyakit Varisella simplex atau cacar air, maka diharapkan dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan penyakit Varisella simplex atau cacar air lebih jelas dan lengkap;
  2. Dengan mengetahui gejala dari penyakit Varisella simplex atau cacar air dapat lebih memahami lebih lanjut tentang tanda-tanda sebelumterjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  3. Dengan mengetahui mekanisme terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  4. Dengan mengetahui komplikasi dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penanganan penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  5. Dengan mengetahui cara pencegahan dari penyakit Varisella simplex atau cacar air maka dapat lebih baik dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit Varisella simplex atau cacar air;
  6. Dengan mengetahui pengobatan untuk penyakit Varisella simplex atau cacar air, sehingga dapat dilakukan pengobatan dalam menangani penyakit Varisella simplex atau cacar air;






BAB 2. PEMBAHASAN


2.1     Kasus
            Seorang anak bernama adit mengeluhkan keadaannya akhir-akhir ini kepada seorang dokter. Ia mengeluhkan badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul adit mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam tersebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa  nyeri. Setelah beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul di area tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala.
            Menurut analisis yang dilakukan, gejala-gejala yang dikeluhkan oleh Adit tersebut menunjukkan gejala dari penyakit cacar air. Gejala-gejala yang mengarah pada gejala cacar air adalah demam tinggi dan munculnya ruam-ruam berisi air disekitar area tubuh.


2.2     Pengertian
Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus Varicella-zoster. Cacar air pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat menyebabkan kematian.Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita atau secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sairan lepuhan penderita.       
Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang cepat menular, timbulnya tiba-tiba dan paling sering terjadi pada anak-anak namun bisa juga mengenai orang dewasa. Cacar air pada anak-anak adalah penyakit ringan, tetapi pada orang dewasa dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini timbul pada penderita yang daya tahan tubuhnya turun. Pada penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang sehat, gejala yang ditimbulkan tidak separah dan berlangsung singkat dibandingkan dengan penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk. Masa inkubasi penyakit cacar air berlangsung 17-21 hari atau 2-3 pekan
Virus terdapat di lendir saluran pernapasan dan kemudian masuk ke darah dan beredar ke tubuh, terutama kulit. Gejala cacar air antara lain demam dan terbentuk gelembung kulit kering. Jika tidak terjadi infeksi bakteri, luka akan sembuh tanpa berbekas.


2.3     Gejala Penyakit
Secara umum, gejala cacar air pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbul kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.


2.4     Mekanisme Penyakit
Cacar air biasanya didapat dari udara yang tercemar (terinfeksi oleh virus) yang berasal dari saluran napas seorang penderita cacar air. Lompatan ini bisa didapatkan dari penderita yang bersin, batuk, berbicara, meniup, dan mekanisme lainnya yang memungkinkan seseorang melemparkan butiran cairan mikroskopik atau droplet dari saluran napasnya. Dalam radius tertentu droplet ini dapat terhirup oleh orang lain yang sehat, sehingga dia tertular penyakit tersebut. penularan melalui metode kontak langsung dengan penderita juga dapat terjadi, namun penularan melalui mekanisme droplet dapat terjadi jauh lebih cepat. Ketika terhirup, droplet berisi virus akan menempel pada selaput lendir saluran napas orang yang sehat.  Setelah menempel pada dinding selaput lendir host yang baru, virus akan memasukkan  DNA-nya.
Bentuk VZV (Varicella zoster virus) kira-kira seperti bola berduri, sehingga bentuk tersebut memudahkan “pekerjaannya” menulari orang sehat. setelah itu virus akan memulai proliferasi di kelenjar limfatik regional terdekat dari tempat infeksinya. Proses proliferasi adalah bagian penting dari infeksi virus yang artinya berkembang biak, memperbanyak diri, memperkuat, dan memperbesar. Proses ini terjadi 2-4 hari setelah infeksi awal, yang diikuti oleh proses selanjutnya yaitu keluar dari kelenjar limfa menuju ke pembuluh darah dalam jumlah yang besar dan mengalir dalam darah ke seluruh tubuh. Proses ini disebut viremia, terjadi hanya 4 – 6 hari setelah infeksinya. Pada cacar air, viremia terjadi 2 kali. Pada viremia pertama virus menyebar ke seluruh tubuh melalui derasnya aliran darah dalam pembuluh nadi. Aliran tersebut ada yang menuju otak, hati, paru, ginjal, usus, kulit, dan organ-organ lainnya.
Hal ini dimanfaatkan oleh virus ini untuk melakukan proliferasi kedua kalinya, dan kali ini tidak hanya di kelenjar limfatik regional saja, melainkan juga di organ-organ dalam tubuh yang dilalui aliran darah. Pada fase serangan kedua ini virus tidak lagi tertahan oleh sistem pertahanan regional yang disebut sistem limfatik, dan lolos ke seluruh tubuh, memasuki setiap celah yang dapat dimasukinya, memperbanyak diri di sana. Pada fase ini, timbul demam pada penderitanya, disertai munculnya gelembung kecil-kecil berisi cairan di kulit penderita.


2.5      Mekanisme pada Sistem Integumen
Virus Varicella Zoster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise. Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi  pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.


2.6      Komplikasi Penyakit
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi, komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Berikut ini adalah komplikasi yang paling umum ditemukan, antara lain


  1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau pada orang dewasa. Bekas luka yang menetap ini tidak berhubungan dengan digaruk atau tidaknya luka maupun berat ringannya penyakit.
  2. Acute cerebellar ataxia. Komplikasi ini tidak umum ditemukan, dan cenderung lebih mungkin terjadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesuliatn berbicara, dan gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat (nystagmus). Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
  3. Pneumonia (infeksi paru-paru) atau encephalitis (infeksi otak) jarang sekali terjadi pada anak yang sebelumnya sehat.
  4. Infeksi bakteri  S. aureus atau Streptococcus pyogenes, yang ditandai dengan munculnya bula atau selulitis, limfadenitis regional dan abses subkutan.
  5. Arthritis, dan osteoarthritis disebabkan adanya virus varicella di dalam sendi.
  6. Terjadi komplikasi neurologis seperti meningoensefalitis dan. Komplikasi pada  susunan saraf pusat biasanya terjadi pada anak dibawah 5 tahun dan lebih dari usia 20 tahun.
  7. Terjadi perdarahan, purpura, epistaksis, hematuria, perdarahan gastrointestinal disebabkan karena komplikasi yang berupa trombositopenia, terjadi 1 sampai 2 minggu setelah infeksi varicella.
  8. Komplikasi lain yang mungkin pula terjadi, namun jarang sekali ditemukan adalah myocarditis, pericarditis, pancreatitis, dan orkitis.





2.7     Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi Varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.


2.7.1   Imunisasi Aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan (live attenuated) yang berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa rash yang ringan.


2.7.2  Imunisasi Pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun Plasma (ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibodi yang tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah:
a.       Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau hari setelah melahirkan.
b.      Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum divaksinasi.
c.       Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
d.      Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
Tapi pada anak dengan defisiensi imunologis, leukimea atau penyakit keganasan lainnya, pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna, lagi pula diperlukan Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang tinggi dan dalan jumlah yang lebih besar. Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3 mL/kg BB. Pemberian Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi imunologis, leukemia, atau penyakit keganasan lainnya mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan merubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat mencegah varisela untuk kedua kalinya.


2.8     Pengobatan
Penyakit cacar air sebenarnya bukan penyakit yang berbahaya dan dapat sembuh setelah melewati masa kritis dalam satu minggu pertama. Namun untuk mencegah dampak yang serius ada beberapa pengobatan medis yang dapat dilakukan, antara lain.

1.     Penggunaan obat penurun panas
Demam merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan oleh penyakit cacar air. Untuk pengobatan dari gejala demam yang ditimbulkan oleh cacar air ini bisa dengan menggunakan obat penurun panas seperti paracetamol;
2.      Penggunaan salep
Munculnya ruam berwarna merah merupakan salah satu gejala dari cacar air. Ruam ini menyebar di seluruh tubuh seperti dada, wajah, dan anggota gerak bagian atas. Ruam ini akan menimbulkan rasa gatal yang membuat panderita ingin menggaruknya sedangkan ruam yang ditimbulkan cacar air ini tidak boleh digaruk karena ditakutkan ruam yang digaruk akan pecah. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan salep acyclovir untuk mempercepat pengeringan ruam cacar air tersebut;
3.      Pemberian tablet acyclovir
Pemberian tablet acyclovir berfungsi sebagai antiviral. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala cacar air seperti demam, nyeri dan komplikasi dari penyakit cacar tersebut. Selain itu asiklovir membantu memperkuat daya tahan tubuh dari serangan virus penyebab cacar air. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian tablet acyclovir ini adalah 800mg per hari untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis yangdi diberikan intuk orang dewasa;
4.      Pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir
Pengobatan terapi infuse acyclovir ini diberikan ketika daya tahan tubuh dari pasien penderita cacar air tidak mampu menahan serangan dari virus cacar air ini;
5.      Imunisasi
Imunisasi cacar air merupakan cara preventif untuk memperkuat imun seseorang dari serangan berbagai virus khususnya cacar air. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunisasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, dapat di berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun;
6.      Pengonsumsian air mineral
Setelah masa penyembuhan dari penyakit cacar air ini diharapkan bagi penderita penyakit cacar air untuk mengonsumsi air mineral sebanyak-banyaknya. Fungsi dari pengonsumsian air mineral yang banyak ini adalah untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat-obatan yang terlalu banyak;




 




BAB 3. PENUTUP


3.1     Kesimpulan
            Setelah penulis menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan “Analisis Kasus Integumen Khususnya pada Penyakit Varicella simplex”, maka diperoleh kesimpulan yaitu cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus varicella-zoster. Cacar air biasanya didapat dari udara yang tercemar (terinfeksi oleh virus) yang berasal dari saluran napas seorang penderita cacar air. Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi, komplikasi dapat berupa, infeksi kulit oleh virus. Pencegahan terhadap infeksi Varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif. Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup.


3.2     Saran
3.2.1    Bagi Dosen
            Hendaknya para dosen dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai hal-hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan patofisiologi dan melalui makalah ini mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai anatomi fisiologi dan patofisiologi serta dapat membimbing mahasiswa untuk dapat menguasai hal-hal tentang segala penyakit yang ada di kehidupan.


3.2.2    Bagi Mahasiswa
Hendaknya para mahasisiwa semakin tertarik untuk membaca dan memahami tentang berbagai hal yang berhubungan dengan anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menambah wawasan dan literatur.


3.2.3    Bagi Pembaca
Hendaknya para pembaca dapat mengambil segala hal yang terkandung dalam pembahasan anatomi fisiologi dan patofisiologi serta dapat mengetahui tentang pengertian, gejala, mekanisme, pencegahan, pengobatan, dan hal lain yang berhubungan dengan penyakityang ada dalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan penerapannya.


3.2.4    Bagi Perkembangan Keperawatan
Hendaknya perkembangan keperawatan semakin hari akan semakin meningkat dan dapat menunjukkan betapa pentingnya mengetahui mengenai anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu mewujudkan anatomi fisiologi dan patofisiologi yang sesungguhnya dalam praktik keperawatan. Dan dapat dengan sepenuh hati menghadapi karakter klien yang berbeda-beda.

            Penulis berharap semoga dengan dibentuknya makalah ini dapat semakin memajukan keperawatan dengan semakin memahami tentang anatomi fisiologi dan patofisiologi dalam asuhan keperawatan dan dapat menjadikan saran-saran yang diberikan untuk semakin membangun menjadi keperawatan yang profesional antara sesama perawat dan juga klien  yang semakin baik.





DAFTAR PUSTAKA


Adhi Djuanda. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kedua. Jakarta: Universitas Indonesia

Arlina, Siti Hidjrati. 2003. Mudah & Murah Menangggulangi Aneka Penyakit. Jakarta: PT Agromedia Pustaka

Blogger Newbie. 2010. Tentang Penyakit Cacar Air. http://millicent. blogdetik.com/2010/07/11/tentang-penyakit-cacar-air/ [18 Desember 2011]

Hartanti, Vien. 2010. Jadi Dokter di Rumah Sendiri dengan Terapi Herbal dan Pijat. Jakarta: Pustaka Anggrek

Obat Herbal. 2011. Cacar Air. http://www.obatherbalonline.org/obat-herbal/ [18 Desember 2011]




https://www.dropbox.com/s/81lvxpvn7defwpd/Varicella%20Simplex%20%28Cacar%20Air%29.rar?dl=0


Share:

PageViews

Followers

GET IN TOUCH

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.